Nambo - Wisata air terjun Dendengan yang terletak di wilayah Desa Koyoan, Kecamatan Nambo, Kabupaten Banggai yang sempat viral hingga menghipnotis sejumlah wisatawan lokal bahkan luar Daerah, kini seperti hanyut di bawa arus banjir.
Pasalnya, Destinasi Wisata Alam yang menyuguhkan panorama alam hijau dan alami dengan tampilan air terjunnya, sempat menjadi tempat rekreasi yang menjadi pusat perhatian Para wisata lokal kini nasibnya tak menentu.
Padahal Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Banggai melalui Dinas Pariwisata, Desa Koyoan telah di nobatkan sebagai Desa Wisata di Kecamatan Nambo. Kali ini label yang melekat sebagai Desa Wisata tersisa nama dan cerita.
Warga setempat mengatakan kalau Destinasi Wisata Dendengan ini pernah mendapat bantuan dari pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banggai melalui Dinas Pariwisata dengan mengucurkan dana pembangunan fasilitas fisik Objek Wisata Dendengan, antara lain fasilitas jembatan, tangga beton, mesin listrik dan pondok wisata. Hanya saja tidak terawat sehingga fasilitas penunjang tempat wisata tersebut saat ini sebagian besar sudah rusak dan tidak dapat di gunakan lagi.
"Tahun belakangan ini, tidak terlihat lagi para pengunjung yang datang berwisata di tempat ini, di sebabkan karena suda tidak terawat lagi dan sangat kotor bahkan tangga rabat sudah berlumut hingga licin, dulunya tempat ini begitu indah di pandang mata", kata sumber yang enggan disebutkan namanya.
Masih hal yang sama, ketua RT.02 juga menyampaikan bahwa setiap akhir tahun, selalu diadakan Musyawarah Desa (Musdes) di akhir tahun 2024 termasuk membahas masalah insfastruktur desa khususnya yang menyangkut peningkatan Destinasi wisata Alam Dendengan.
"Hingga saat itu, Objek wisata dendengan sudah sangat kotor karena tidak terawat lagi, kami sudah usulkan agar ada petugas kebersihan dan itu belum ada respon sampai saat ini", ucap ketua RT 02.
Senada dengan Ketua RT, salah satu anggota BPD Koyoan sebut saja Burhan Sulaeman menuturkan bahwa wisata air terjun dendengan yang seharusnya menjadi salah satu sumber dari pendapatan desa (PAD) bagi Desa Koyoan, kini justru malah terbengkalai karena tak terurus.
Lanjut Burhan, tentu hal ini menjadi kerugian bagi Desa itu sendiri sebagaimana dalam konteks
otonomi desa. Maka diharapkan agar pemerintah desa dapat memperhatikan semua aset Desa yang bisa menopang pendapatan Desa itu sendiri. Hal ini bisa dilakukan antara lain meningkatkan pendapatan desa salah, satunya melalui pemanfaatan objek wisata Dendengan.
Burhan Sulaeman sangat mengharap adanya usaha perbaikan yang di lakukan secara bertahap dan berkesinambungan hingga kembali menjadi destinasi wisata yang menarik bagi masyarakat lokal maupun dari luar daerah.
"Sangat di harapkan kepedulian dari pihak pemerintah desa agar menghidupkan kembali Obyek Wisata Dendengan karena itu merupakan salah satu aset desa yang patut dikembangkan", tutup Burhan. ( Yr. Mide ).
Social Header