Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah - Dalam upaya mengembangkan pariwisata di Banggai Kepulauan (Bangkep) melalui penggalian Team dari UGM dan Masyarakat menemukan makna baru dari istilah "KOPO PAKULI" yang berasal dari bahasa Seasea. Istilah ini memiliki arti "OBAT UNTUKMU".
Namun dalam konteks kawasan wisata inti Banggai Kepulauan, KOPO PAKULI dapat diartikan sebagai singkatan dari nama-nama destinasi wisata alam yang menawan yang terletak di Peling Barat, yaitu KOkolomboi, POganda, PAisupok, KawalU dan OmbuLI.
Dengan penambahan kata "KAWI" di depan KOPO PAKULI, tercipta makna baru sebagai "Kawasan Wisata Kokolomboi, Poganda, Kawalu, dan Ombuli".
Kata "KAWI" sendiri merupakan bahasa atau sastra Jawa Kuno yang digunakan untuk menulis naskah sejarah di prasasti agar peristiwa yang terjadi dapat di wariskan ke generasi selanjutnya.
Menurut DR. Adji Kusworo dosen pembimbing mahasiswa KKN UGM yang sudah berapa tahun belakangan eksis di Bangkep, penemuan makna baru ini merupakan sebuah kebetulan yang unik dan dapat diartikan sebagai anugerah yang relevan dengan KPK 1 (Kawasan Prioritas Kabupaten Satu) dalam peta perencanaan pengembangan Pariwisata di kabupaten Banggai Kepulauan.
"Paisupok merupakan titik nadi refleksi atau titik akupuntur yang mana jika Paisupok mendapatkan treatment yang tepat akan berdampak sistemik pada majunya pariwisata di sekelilingnya dimulai dari kawasan KAWI KOPOPAKULI selanjutnya ke seluruh tujuan wisata di Banggai Kepulauan," kata DR. Adji Kusworo
Kehadiran Pihak UGM melaui Mahasiswa KKN yang sudah terjadi selama beberapa tahun di Banggai Kepulauan merupakan wujud dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu Mengabdi, meneliti, belajar bersama dengan masyarakat dan berbagi pengetahuan dan ada juga pengalaman baru yang kami dapatkan Namun, DR. Adji Kusworo menekankan bahwa pondasi yang kuat pada pembangunan pariwisata terletak pada pihak masyarakat lokal itu sendiri, bukan dari pihak eksternal.
"Keberlangsungan penataan pariwisata di Banggai Kepulauan bergantung penuh pada semangat dedikasi dan rasa memiliki masyarakat itu sendiri," kata DR. Adji Kusworo
Pariwisata Adalah Obat Hermawan Kertajaya (2009) yang di kutip di Bali Pos dalam ulasan tentang marketing tourism "Synergy antara profit oriented dan tanggung jawab sosial" dapat menciptakan nilai-nilai positif pada umat manusia khususnya komunitas lokal, lingkungan hidup, kebudayaan dan kearifan lokal merupakan suatu keniscayaan.
Seperti asal kata UBUD yaitu OBAT salah satu desa wisata unggulan di Bali, Ubud seperti obat bagi siapapun yang berada dan tinggal di dalamnya demikian pula aktivitas Tourism (Pariwisata-red) merupakan OBAT alami bagi jiwa-jiwa manusia di era modern saat ini.
Dengan penemuan makna baru ini akan menjadi inspirasi pariwisata di Banggai Kepulauan agar dapat berkembang lebih baik dan memberikan manfaat bagi masyarakat dan kemajuan daerah. (Irwanto Diasa)
Social Header