Banggai Kepulauan - Upaya pelestarian adat dan seni budaya lokal kembali mendapat ruang baru dengan dimulainya kegiatan Bonua Swadeshi, Sekolah Budaya Seasea, Sabtu (6/12/2025), di Landonan Bebeau, Kecamatan Buko Selatan, Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah.
Program ini lahir dari cita-cita bersama para tokoh adat, seniman, dan budayawan Seasea, Bulagi, dan Buko Bersaudara yang selama ini rutin berdiskusi mengenai strategi penguatan budaya. Mereka merumuskan langkah konkret melalui pendidikan kesenian tradisional, pembiasaan bahasa lokal serta pengayaan keterampilan bahasa asing bagi masyarakat.
Tidak hanya menyasar remaja dan pemuda, kegiatan ini juga melibatkan anak usia dini (PAUD) hingga orang dewasa. Para instruktur yang terlibat pun merupakan tenaga berkompeten, mulai dari pembina sanggar, budayawan, seniman lokal hingga tutor berpengalaman lainnya.
Pada pelatihan perdana, seorang Warga Negara Asing asal Prancis, Laia, turut mengikuti sesi pembelajaran. Ia tampak antusias dan dalam beberapa jam mampu memainkan sejumlah alat musik tradisional dengan kemampuan nyaris sempurna.
Salah satu inisiator kegiatan, Idam Malik, menjelaskan bahwa nama “Bonua Swadeshi” berasal dari dua istilah: Bonua, yang berarti “rumah” dalam Bahasa Seasea, dan Swadeshi, konsep yang dikembangkan Mahatma Gandhi di India untuk mempromosikan penggunaan produk lokal dan mendorong kemandirian ekonomi masyarakat.
“Swadeshi mengajarkan kesederhanaan, kedekatan dengan alam, mengurangi perilaku konsumtif, sekaligus memperkuat ekonomi lokal. Melalui Bonua Swadeshi, kami berharap budaya dan kearifan lokal dapat berkembang dan mendukung pariwisata berkelanjutan di Banggai Kepulauan,” ujar Idam Malik.
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Yayasan Blue Alliance Indonesia. (Irwanto)

Social Header