Dipimpin langsung Camat Nambo, kali ini regulasi Karnaval menampilkan konvoi berbasis perjuangan dengan pakaian khas diera refolusi kemerdekaan hingga pakaian khas pejuang diera paskah kemerdekaan.
Diikuti alutsista tradisional lain yang berbahan dasar bambu yang oleh masyarakat setempat dikenal dengan sebutan Dum-dum.
Tak hanya itu, konvoi Karnaval tersebut juga diikuti oleh peserta pejalan kaki perwakilan dari berbagai elemen masyarakat mulai dari Pelajar, mahasiswa, petani dan kelompok tani, butuh, kelompok UKM, para pemuda dan Pemudi kecamatan Nambo dengan gaun ala emak-emak petani, buruh, pakaian ala zaman kolonial yang dimodifikasi layaknya tahanan Belanda serta tampilan pakaian prajurit pejuang pembelah tana air yang dibekali alutsista reflika M-16 dan AK-47 dari bahan kayu yang memanfaatkan limba kayu olahan.
"Iya, bukan cuma kali ini, tahun tahun sebelumnya kecamatan Nambo selalu mengirim peserta Karnaval dan kali ini memang komposisi dan tampilan sedikit berbeda dari sebelumnya", ucap Mantan Sekcam Pagimana ini.
Lanjut Camat, menyebutkan kalau peserta yang mengikuti karnaval kali ini sebanyak lebih kurang 200 orang dengan tampilan gaun dan gaun yang menggambarkan profesi masing-masing.
Ditanya soal sumber dana, Camat menuturkan bahwa untuk modifikasi alutsista pihaknya didukung oleh partisipasi masyarakat dari berbagai golongan.
Diketahui, rombongan Karnaval Kecamatan Nambo dilepas oleh Camat dengan titik star di Kantor Kelurahan Nambo Bosaa.
Turut serta dalam pelepasan karnaval ini, unsur Forkopimcam, tokoh agama, tokoh masyarakat dan warga setempat. (rin)
Social Header