Banggai Kepulauan, Sulteng - Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah adalah salah satu daerah Kabupaten yang mendiami Pulau bersejarah yakni Pulau Peling dengan kandungan sumber daya alam (SDA) yang melimpah, ditengah luasan daratan yang terbilang sempit.
Belakangan Isyu izin Tambang Batu Gamping telah menjadi buah bibir publik hingga menjadi kekhawatiran para pegiat aktivis peduli lingkungan, sosial dan ekonomi karena jika izin Tambang Batu Gamping tersebut resmi beroperasi maka itu pertanda ancaman nyata bagi kelangsungan pelestarian lingkungan sekaligus melumat sumber daya alam lainnya yang menjadi tumpuan hidup bagi masyarakat yang umumnya bergantung pada alam dan lingkungan.
Dan yang tak kalah mengkhawatirkan adalah dampak lingkungan yang bakal menyasar persediaan air bersih termasuk mengancam keberlangsungan destinasi wisata alam yang saat ini mulai berkembang. Apakah sudah tidak ada lagi usaha produktif yang ramah lingkungan !?
Oleh karena itu, aktivis pemerhati lingkungan hidup yang juga selaku ketua Tombide Seasea, Irwanto Diasa pada (13/7/2025) melayangkan Surat Terbuka kepada pemerintah Daerah Kabupaten Banggai dan DPRD dengan tema "PERMADANI BIRU YANG TERLUPAKAN" sebagai bentuk luapan Suara Hati Anak Peling untuk Banggai Kepulauan.
Adapun surat terbuka tersebut, yakni :
"Kepada Yth.
Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Banggai Kepulauan, serta Pimpinan dan Anggota DPRD Trikora.
Kabupaten Banggai Kepulauan dengan karunia Tuhan berupa tiga dimensi kehidupan yang seimbang – daratan, garis pantai, dan laut – sejatinya memiliki potensi yang luar biasa.
Luas laut Banggai Kepulauan yang mencapai 6.671 Km² dan panjang garis pantai 805,77 Km² adalah anugerah yang patut disyukuri. Potensi bahari semacam ini adalah impian banyak daerah, bahkan menjadi fokus perjuangan bagi wilayah yang tidak memilikinya. Kita bisa belajar dari Kabupaten Sigi Biromaru yang bertekad berdaya saing meski tanpa laut, atau Kota Surakarta yang dipimpin oleh Bapak Joko Widodo dan Bapak Gibran Rakabuming Raka, yang berupaya keras menciptakan destinasi wisata untuk mensubstitusi ketiadaan laut dan pantai.
Bahkan, ada masyarakat di Kota Bandung yang rela merogoh kocek miliaran rupiah hanya untuk menciptakan wahana tiruan panorama laut, saking rindunya mereka akan suasana pantai.
Di tengah kenyataan ini, Banggai Kepulauan, yang diberkahi dengan kekayaan laut dan pantai yang melimpah, perlu melakukan introspeksi mendalam. Bandingkan dengan Kabupaten Lamongan, yang lautnya 7 kali lebih kecil dan pantainya 17 kali lebih pendek dari Banggai Kepulauan.
Data tahun 2021 menunjukkan bahwa Lamongan, sebagai penghasil ikan terbesar di Jawa Timur, mampu menghasilkan produksi ikan tangkap laut senilai Rp1,34 triliun, produksi dari perairan umum darat senilai Rp42 miliar, serta memiliki 1.254 industri perikanan. Mereka bahkan menghasilkan 22.149 ton garam.
Lantas, bagaimana dengan Kabupaten Banggai Kepulauan, yang telah 25 tahun menyandang branding sebagai "Kabupaten Maritim" ?
Pertanyaan ini menjadi semakin relevan ketika kita menyaksikan rencana daerah ini untuk "mengupas kulit bumi" melalui pertambangan batu gamping. Sebuah langkah yang diklaim atas nama Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan kesejahteraan, namun justru menuai penolakan keras dari warga dan aktivis karena dampak mengerikan yang ditimbulkan terhadap ruang hidup dan masa depan lingkungan.
Ini adalah ironi yang memilukan, di saat "ikan-ikan sedang bermain futsal ria di lapangan laut biru yang membentang luas karena manusia-manusia tidak mampu menangkapnya," dikutip dari narasi candaan senior kami.
Bapak Bupati, Wakil Bupati, dan Anggota DPRD Kabupaten Banggai Kepulauan yang kami muliakan,
Izinkan kami melalui tulisan sederhana ini menghaturkan bakti dan mengorek logika akal sehat kita semua. Mari kita menjaga bumi dan tanah yang tersisa demi masa depan anak cucu kita. Mengutip sebuah buku yang pernah kami baca, "Dari Ave Maria Jalan Lain Menuju Roma" yang berarti masih banyak jalan lain untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan tanpa harus mengorbankan karunia alam yang telah diberikan.
Tabea, Kinatauan Badang".
TTD. IRWANTO DIASA (Simbil), Ketua Tombide Seasea (Perisai Negeri).
Social Header