Buko Selatan, Banggai Kepulauan – Menyikapi ketegangan yang terjadi di Desa Landonan, Kecamatan Buko Selatan, pada Senin, 28 Juli 2025, Idham Malik, staf Blue Alliance Indonesia (BAI) di Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep), Sulawesi Tengah, memberikan klarifikasi terkait kesalahpahaman yang melibatkan masyarakat nelayan setempat.
Berikut poin-poin klarifikasi yang disampaikan :
Bukan Inisiatif Blue Alliance
Keramaian yang terjadi di Landonan bukanlah inisiatif dari Blue Alliance. Idham menjelaskan, “Saya kebetulan melintas dan melihat kerumunan warga. Setelah bertanya, saya mengetahui mereka sedang membahas isu kelautan yang ternyata terkait dengan Blue Alliance. Kegiatan ini tampaknya terjadi secara spontan akibat informasi yang kurang objektif di lapangan.”
Peran Blue Alliance sebagai Mitra Pemerintah
Kawasan konservasi laut ditetapkan oleh pemerintah, dan Blue Alliance berperan sebagai mitra dalam pengawasan laut, penanggulangan kerusakan lingkungan, serta pemberdayaan masyarakat pesisir
Penanganan Illegal Fishing secara Persuasif
Blue Alliance tegas dalam mencegah dan menindak praktik illegal fishing, seperti penggunaan bom ikan dan bius ikan. Namun, pendekatan yang dilakukan bersifat persuasif melalui sosialisasi, edukasi, diskusi serta patroli pengawasan laut.
Isu Larangan Pengambilan Bulu Babi dan Keong Laut Tidak Benar
Terkait isu bahwa Blue Alliance melarang masyarakat mengambil bulu babi dan keong laut, Idham menegaskan bahwa hal tersebut tidak benar. “Kami hanya mengimbau dan mengedukasi masyarakat agar aktivitas penangkapan tidak merusak terumbu karang,” ujarnya.
Pendataan Nelayan Gurita
Blue Alliance hanya melakukan pendataan volume tangkapan nelayan gurita di seluruh wilayah Banggai Kepulauan, termasuk di Buko Selatan, untuk keperluan statistik dan pelaporan.
“Tidak ada larangan menangkap gurita,” tegas Idham.
Idham menambahkan bahwa bom ikan dan bius ikan telah lama dilarang oleh negara dan merupakan tindak pidana. Ia juga menyoroti kondisi terumbu karang di kawasan tersebut, di mana hanya 20% yang masih sehat.
Untuk itu, Blue Alliance terus melakukan sosialisasi, edukasi, dan pencegahan aktivitas pengeboman ikan.Blue Alliance berkomitmen untuk mengatasi kesalahpahaman ini melalui mediasi yang objektif dan berimbang.
“Kami akan mengadakan pertemuan diskusi dengan masyarakat untuk menjelaskan isu-isu lain yang masih menjadi kekhawatiran,” ungkap Idham.
Tindakan lebih lanjut akan dikoordinasikan dengan pemerintah dan masyarakat untuk menjaga kelestarian laut secara berkelanjutan.
“Kami berharap kerja sama yang baik dapat terus terjalin demi menjaga ekosistem laut yang sehat,” tutup Idham. (Irwanto Diasa)
Social Header