Breaking News

Pulau Bertasbih, Pesona Wisata Kecamatan Buko Selatan yang Belum Tergarap

Banggai Kepulauan - Bicara tentang konsep pariwisata, Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangekp), Sulawesi Tengah seperti sesuatu yang tidak ada habisnya.

Pasalnya, ditengah Viralnya Danau Paisupok, Eksotisnya pantai Mandel dan Pompon, Uniknya Danau Tendetung, Danau Alani dan Danau Lemelu, Indahnya ukiran karst alami di Goa Susundeng dan Babanang, ternyata Banggai Kepulauan masi menyisakan destinasi wisata yang menghadirkan tema baru yang belum tergarap. 

Sebut saja Pulau Bertasbih. Pulau Bertasbih bukanlah nama sebuah pulau melainkan sebutan atas gugusan pulau-pulau kecil yang tidak berpenghuni.

Menurut Kepala Desa Lumbi-lumbia, Kecamatan Buko Selatan, sebutan Pulau Bertasbih disematkan ke gugusan pulau-pulau tersebut karena jika dihitung mulai dari pulau yang paling kecil hingga yang paling besar, jumlahnya 33 pulau yang sama dengan jumlah butiran tasbih sebuah properti yang dipakai oleh umat Islam saat berzikir.

Selain disebut pulau bertasbih, 33 Pulau tersebut memiliki nama masing-masing yang diberikan oleh penduduk setempat. Salah satu pulau yang paling Premium, eksotis dan berkarakter adalah Pulau Sombuan.
Ada juga yang menyebutnya Sosombuan dalam bahasa lokal setempat Sombuan memiliki arti tempat persinggahan.

Konon ceritanya pulau tersebut dijadikan tempat beristirahat para nelayan dan orang-orang yang menggunakan rute pelayaran tradisional yang melalui jalur tersebut. 

Pulau Sombuan merupakan pulau yang terujung dan terluar dari gugusan pulau bertasbih pulau ini menyajikan panorama yang eksotik dan menenangkan salah satu keunikan pulau ini dibandingkan marine tourism yang lain adalah pulau ini dikelilingi pasir putih yang bersih dan memberikan privacy kepada pengunjung karena jauh dari hiruk pikuk keramaian, berada di tempat ini suara yang kita dengarkan hanyalah deburan ombak dan desiran angin di sela pohon nyiur yang melambai-lambai. 

Gugusan pulau bertasbih masuk dalam zona konservasi yang dilindungi oleh kementerian kelautan dan perikanan (KKP) dengan beberapa kategori diantaranya sebagai kawasan marine tourism, kawasan budidaya dan kawasan rehabilitasi. 

Untuk bisa mengakses tujuan wisata Pulau bertasbih bisa melalui banyak pintu, mulai dari Desa Lumbi Lumbia, Desa Buko, Desa Palapat, Desa Landonan, Desa Apal dan Desa Sapelang. 

Menurut Irwanto Diasa, salah satu pengiat Pariwisata Kabupaten Banggai Kepulauan bahwa pulau bertasbih sangat potensial karena merupakan tema baru pariwisata dan juga konsep pariwisata ini tidak berdiri sendiri namun terintegrasi dengan destinasi wisata yang lain seperti Lake City (Kota Danau-red) yang ada di dusun Alani dan desa Lemelu, Pantai Papende  Pantai Sapelang, air terjun batualambung, Teluk Luwok balalon dan Gua Susundeng sehingga bisa dikemas menjadi trip pariwisata yang kompleks karena letaknya yang berdekatan. 

"Untuk potensi atraksi yang bisa dikembangkan di Pulau Bertasbih adalah Jet Ski, banana boat, snorkeling, dyping, kemping, memancing dan jenis atraksi marine tourism yang lain", kata Irwanto.

Kepada media ini, Irwanto berharap agar pemerintah Daerah (Pemda) melalui Dinas Pariwisata Kabupaten Banggai Kepulauan menaruh perhatian terhadap objek wisata Pulau Bertasbih guna menunjang PAD yang tentunya menjadi salah satu penopang perekonomian masyarakat di sekitarnya.

"Bahkan, perhatian kita terhadap pengembangan destinasi wisata ini secara tidak langsung sudah berpartisipasi aktif dalam usaha melestarikan lingkungan sekaligus mengambil manfaat atas potensi kekayaan alam daerah kita", tutup Irwanto. (red)
© Copyright 2022 - MITRAPERS ONENEWS