Bangkep, Sulteng - Kamis 1 Mei 2025 awak media mitrapers.onenews sedang barada di salah satu kapal penyebrangan dari Luwuk menuju Pelabuhan Lemeleme. Beberapah menit sebelum kapal berangkat ada kenampakan yang begitu menarik perhatian kami. Puluhan turis asing yang dalam sebutan lokal disebut Bule dengan tubuh jangkung dan berkulit putih secara berangsur-angsur rombongan mereka memadati KM. Puspitasari. Dari gerak-gerik dan cara interaksi mereka sepertinya tidak saling mengenal satu sama lain. Awak media kemudian coba berinteraksi dengan mereka dan ternyata Rombongan ini memang berasal dari 3 negara berbeda.
Mr. Jen, ya itu nama salah satu wisatawan dari Negara Ceko yang kami coba wawancarai dengan bantuan translator dari Dwi seorang Turis Guide asal Banggai Kepulauan.
Dari wawancara di ketahui bahwa rombongan turis tersebut baru saja turun dari bandara S.A. Amir Luwuk dan langsung menuju Pulau Peling Kabupaten Banggai Kepulauan. Bisa di kata Banggai Kepulauan adalah tujuan utama mereka dalam perjalanan wisata mereka ke Indonesia bagian timur.
"Kami sangat senang bisa menuju Banggai Kepulauan, selama ini kami hanya mengetahui Indonesia itu Bali, karena Bali itu sangat sering di publikasikan oleh para influencer di Youtube, Tik-tok, twitter, Website dan Instagram", ungkap Mr. Jen
Dari wawancara diketahui ternyata Mr. Jen Bersama istri dan kedua anaknya memiliki hobi travelling. Banyak negara dan benua telah di kunjungi Seperti, Aprika, Australia, Filipina dan untuk Indonesia sendiri mereka telah mengunjungi Bali dan Kalimantan, kali ini mereka traveling ke Banggai Kepulauan.
"Di Afrika kami bisa melihat Singa, Gajah dan Jerafah di Bali kami menemukan pertunjukan budaya yang sangat indah dan langka, kami berharap di Banggai Kepulauan kami bisa menikmati sesuatu yang berbeda", kata Mr. Jen
Ditanya kesan pertama menggunakan moda trasportasi publik menuju Kabupaten Bangkep, Sambil tersenyum Mr. Jen memberikan jawaban singkat.
"Kami merasa berdesak-desakan dengan barang bawaan kami, karena tidak ada bagasi dan ukuran tinggi kapal dan tempat berbaring yang tidak sesuai dengan ukuran badan kami, tetapi kami memaklumi kapal ini di desain untuk ukuran tubuh orang Indonesia, kalian juga akan menemukan fasilitas yang lega jika datang ke Eropa karena sudah disesuaikan dengan ukuran tubuh rata-rata manusia disana", ucap Mr. Jen sambil tersenyum.
Dwi Seorang Tourist Guide asal Banggai Kepulauan membenarkan bahwa memang terjadi loncatan besar kunjungan wisatawan asing ke Banggai Kepulauan akhir-akhir ini.
"Jika rombongan turis ini dalam jumlah yang banyak datang serempak bisa jadi Sarana Akomodasi yang ada tidak mampu menampung dan sudah harus ada alternatif transportasi laut agar wisatawan tidak lagi berdesak-desakan dengan barang dan padatnya penumpang kapal, jangan sampai meninggalkan kesan yang tidak baik buat mereka", ungkapnya.
Lanjut Dwi, masih banyak daerah tujuan wisata di Bangkep yang belum berani kami eksplor seperti Danau Alani, Danau Lemelu karena Jalannya sangat rusak parah, takut terjadi apa-apa di perjalanan dan memberi kesan tidak nyaman untuk wisatawan.
"Untuk Jangka panjangnya yang kami khawatirkan sebagai Tourist Guide Lokal adalah masuknya Tourist Guide dari Luar, ini cukup mengancam penyerapan guide-guide lokal. Kami berharap semoga bisa ada semacam regulasi atau strategi yang dikeluarkan pemerintah agar kami bisa mendapatkan akses yang lebih besar atau minimal bisa kolaborasi dengan guide-guide dari luar", tutup Dwi. (Irwanto)
Social Header