Breaking News

81% Negara Dunia Akui Palestina, Dukungan Internasional Kian Menguat

New York, AS — Dukungan terhadap kemerdekaan Palestina semakin menguat di forum internasional. Hingga September 2025, sebanyak 157 dari 193 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau sekitar 81 persen komunitas internasional telah mengakui Palestina sebagai negara berdaulat.

Lonjakan pengakuan terjadi pada Sidang Umum PBB 2025, ketika sejumlah negara Eropa dan Barat secara resmi menyatakan sikap, di antaranya Prancis, Britania Raya, Belgia, Kanada, Australia, Portugal, Luksemburg, Malta, Monako, dan Andorra.

Sejarah dan Perjalanan Pengakuan

Deklarasi berdirinya Negara Palestina disampaikan Dewan Nasional Palestina pada 15 November 1988 di Aljir, Aljazair. Sejak saat itu, gelombang dukungan mengalir terutama dari negara-negara Asia, Afrika, Amerika Latin, dan blok Non-Blok.

Negara yang Belum Mengakui Palestina

Meski mayoritas dunia telah memberikan pengakuan, sejumlah negara masih menolak atau menahan diri. Dua penentang utama adalah :

Israel – secara tegas menolak berdirinya negara Palestina karena dianggap mengancam eksistensi negara Yahudi dan klaim wilayah yang mereka duduki sejak 1967.

Amerika Serikat – sekutu utama Israel yang konsisten menolak pengakuan sepihak, hanya mendukung negosiasi langsung Israel-Palestina.

Selain keduanya, berikut daftar negara lain yang hingga kini belum mengakui Palestina :

Jerman – menahan pengakuan, tetap mendorong solusi dua negara melalui diplomasi.

Jepang – belum mengakui secara resmi, meski aktif mendorong dialog damai Timur Tengah.

Singapura – belum secara resmi mengakui Negara Palestina, tetapi Menteri Luar Negeri Vivian Balakrishnan telah mengisyaratkan bahwa pengakuan tinggal menunggu momentum yang tepat. Dalam pidatonya di Parlemen pada 22 September 2025, ia menyatakan bahwa Singapura akan menjatuhkan sanksi terhadap Israel, khususnya kepada sejumlah pemimpin kelompok pemukim ilegal yang memperburuk konflik.
Singapura juga menunjukkan sikap lebih kritis terhadap Israel dalam beberapa tahun terakhir, termasuk memberikan suara mendukung berbagai resolusi PBB yang mengakui hak Palestina untuk merdeka pada 2024. Meski memiliki hubungan diplomatik dan militer erat dengan Israel sejak 1965, Singapura kini tampaknya mempertimbangkan langkah untuk meningkatkan dukungan terhadap Palestina.

Kosovo – tidak memiliki pengakuan resmi terhadap Palestina.

Mikronesia – konsisten mendukung Israel, mengikuti sikap Amerika Serikat.

Eritrea – salah satu dari dua negara Afrika yang menolak, beranggapan solusi dua negara tidak efektif.

Myanmar – salah satu dari dua negara ASEAN yang belum mengakui Palestina.

Papua Nugini (PNG) – hingga kini belum mengakui Palestina, dengan alasan masih berpihak pada Israel dan belum melihat Palestina sebagai negara berdaulat.


(Sementara itu, negara seperti Prancis dan Inggris yang sebelumnya menahan pengakuan, kini resmi bergabung dalam barisan pendukung Palestina setelah Sidang Umum PBB 2025).

Dampak Pengakuan Internasional

Bertambahnya jumlah negara yang mengakui Palestina dinilai membawa dampak signifikan, antara lain :

a. Memperkuat posisi diplomatik Palestina dalam negosiasi internasional.
b. Memperluas jejaring diplomatik, termasuk pembukaan kedutaan baru.
c. Meningkatkan tekanan politik terhadap Israel untuk kembali ke meja perundingan.

Peran Indonesia

Indonesia menjadi salah satu negara yang konsisten menyuarakan kemerdekaan Palestina. Dukungan itu berakar pada sejarah panjang hubungan kedua bangsa. Palestina tercatat mendukung kemerdekaan Indonesia sejak 1940-an, melalui tokoh seperti Syekh Amin Al-Husaini dan Muhammad Ali Taher.

Presiden pertama RI, Soekarno, juga dikenal lantang menyuarakan hak-hak rakyat Palestina di forum internasional, sejalan dengan sikap para tokoh nasional lainnya seperti Mohammad Hatta, Haji Agus Salim, dan Mohammad Natsir.

Menuju Solusi Damai

Meski mayoritas negara dunia kini mengakui Palestina, jalan menuju solusi dua negara yang adil dan damai masih panjang. Dukungan internasional diharapkan dapat memperkuat upaya diplomasi, sekaligus mengurangi isolasi yang dialami rakyat Palestina akibat pendudukan berkepanjangan. (red)
© Copyright 2022 - MITRAPERS ONENEWS