Breaking News

ECO PRINT, TEROBOSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR DI BUKO SELATAN

Banggai Kepulauan, Sulteng - Suara ombak yang berkejaran di pesisir Kecamatan Buko Selatan, Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep), menjadi saksi lahirnya sebuah inovasi baru. Di tengah aktivitas sehari-hari masyarakat yang sebagian besar menggantungkan hidup dari laut, muncul secercah harapan lain: eco print, seni cetak kain berbahan alami yang kini mulai dipelajari warga pesisir.

Di sebuah balai desa sederhana, belasan ibu-ibu tampak serius memperhatikan lembaran kain putih yang terbentang di meja. Di atas kain, dedaunan hijau segar dan bunga warna-warni tersusun rapi. Tangan-tangan mereka bekerja cekatan: menyusun, menekan, dan merebus, hingga muncul motif-motif indah yang tak kalah dari kain batik maupun tenun.

“Awalnya kami ragu, apa bisa bikin kain bagus dari daun-daun di sekitar rumah? Tapi setelah ikut pelatihan ini, ternyata hasilnya luar biasa,” tutur salah seorang peserta dengan mata berbinar.

Dari Laut ke Kain Bermotif

Kehidupan masyarakat pesisir Buko Selatan selama ini tak lepas dari laut. Lelaki pergi melaut, sementara perempuan sibuk mengurus rumah tangga dan sesekali membantu menjual hasil tangkapan. Namun ketergantungan pada sumber daya laut sering membuat ekonomi keluarga tidak stabil. Cuaca buruk dan musim paceklik kerap menjadi tantangan.

Di sinilah eco print hadir sebagai alternatif. Dengan memanfaatkan tumbuhan sekitar seperti daun jati, ketapang, atau bunga bugenvil, warga diajari membuat motif alami pada kain. Hasilnya bukan hanya indah, tetapi juga ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimia berbahaya.

“Eco print bisa menjadi peluang usaha baru. Kain-kain hasil karya ibu-ibu di desa pesisir ini berpotensi dipasarkan ke luar daerah, bahkan bisa menjadi oleh-oleh khas Bangkep,” kata salah satu pendamping program.

Kearifan Lokal, Nilai Global

Eco print bukan sekadar keterampilan, melainkan jembatan yang menghubungkan kearifan lokal dengan peluang ekonomi global. Di tengah meningkatnya tren produk ramah lingkungan, karya masyarakat pesisir Buko Selatan punya daya tarik tersendiri.

Pemerintah daerah pun melihat potensi ini. Program pelatihan eco print mendapat dukungan penuh karena sejalan dengan upaya pemberdayaan masyarakat sekaligus pelestarian lingkungan. “Kami ingin masyarakat tidak hanya bergantung pada laut. Dengan eco print, mereka bisa punya sumber penghasilan tambahan yang berkelanjutan,” ujar seorang pejabat daerah.

Perempuan sebagai Penggerak

Yang menarik, mayoritas pelaku eco print di Buko Selatan adalah kaum perempuan. Dari mereka lahir kreativitas, dari tangan mereka muncul kain-kain bermotif alam yang unik. Semangat mereka menunjukkan bahwa pemberdayaan ekonomi tidak harus selalu berangkat dari modal besar, tetapi bisa dimulai dari potensi yang ada di sekitar.

“Kalau dulu waktu hanya habis untuk menunggu hasil laut, sekarang kami punya kegiatan yang bisa menghasilkan. Harapannya, kain ini bisa dijual dan menambah penghasilan keluarga,” ungkap seorang ibu rumah tangga peserta pelatihan.

Harapan ke Depan

Langkah kecil di pesisir Buko Selatan ini menjadi bukti bahwa inovasi sederhana bisa melahirkan perubahan besar. Eco print bukan hanya tentang motif indah di atas kain, tetapi juga simbol kemandirian dan harapan baru bagi masyarakat pesisir.

Dengan dukungan berkelanjutan, eco print di Banggai Kepulauan bisa menjadi produk unggulan daerah, sekaligus memperkenalkan pesona alam dan kreativitas warganya ke tingkat yang lebih luas. 

Program eco print di Kecamatan Buko Selatan menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat pesisir tidak hanya bergantung pada laut. Lewat kreativitas dan inovasi, peluang ekonomi baru bisa tumbuh bahkan dari daun dan bunga yang tumbuh di sekitar rumah. (Irwanto/Kabiro)

© Copyright 2022 - MITRAPERS ONENEWS