Breaking News

Haedar Nashir : Pelaksanaan Ibadah Haji Harus Dipermudah, Jangan Semakin Rumit

Jakarta - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Haedar Nashir, meminta agar penyelenggaraan ibadah haji dipermudah dan tidak justru semakin rumit menyusul perubahan kelembagaan dan dinamika regulasi haji.

Hal tersebut disampaikan Haedar dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II dan Muzakarah Nasional Perhajian II Lembaga Pembinaan Haji dan Umrah (LPHU) PP Muhammadiyah dan Aisyiyah, di Gedung Dakwah PP Muhammadiyah, Jumat (7/11/2025).

Haedar menjelaskan, kegiatan rakernas dan muzakarah digelar rutin untuk merespons dinamika pelaksanaan ibadah haji dan umrah yang terus berubah setiap tahun. Menurutnya, ibadah haji merupakan ibadah yang membutuhkan ijtihad dalam praktiknya karena semakin banyak jamaah dan kompleksitas pelaksanaan.

“Semakin banyak jamaah yang menunaikan ibadah haji, semakin banyak pula permasalahannya. Rukun, wajib, dan sunnahnya itu tidak selalu persis tertunaikan. Maka diperlukan pemahaman yang semakin luas,” ujar Haedar.

Perubahan Kelembagaan dan Tantangan Birokrasi

Haedar turut menyoroti perubahan kelembagaan, di mana urusan haji kini ditangani Kementerian Haji dan Umrah setelah sebelumnya berada di bawah Direktorat Jenderal pada Kementerian Agama (Kemenag).
Ia menilai perubahan ini berpotensi menimbulkan konsekuensi birokrasi dan regulasi operasional yang perlu diantisipasi.

“Saya yakin ada proses birokrasi dan regulasi operasional yang perlu diantisipasi. Namun pergantian ini jangan sampai membuat penyelenggaraan haji makin rumit, tetapi harus semakin mudah,” tegas Haedar.

Selain perubahan di Indonesia, kata Haedar, Pemerintah Kerajaan Arab Saudi juga melakukan pembaruan sistem secara berkala. Karena itu, semua pihak harus aktif melakukan pembaruan informasi terkait regulasi.

Peningkatan Kualitas Pembimbing Haji

Haedar juga menekankan pentingnya peningkatan kualitas pembimbing atau petugas haji, khususnya kemampuan agama dan komunikasi dalam Bahasa Arab.

“Kita perlu pembimbing haji yang representatif dan mengerti agama. Ketika berurusan dengan bangsa Arab, kemampuan komunikasi itu penting,” ucapnya.

Menurut Haedar, peningkatan kapasitas petugas haji sangat penting mengingat jamaah Indonesia setiap tahun bertambah puluhan hingga ratusan ribu orang. Ibadah haji, lanjutnya, membutuhkan istitha’ah mencakup kesehatan, transportasi, keamanan, hingga kemampuan melaksanakan rukun dan sunnah ibadah.

Harapan untuk Jamaah dan Peserta Rakernas

Menutup keterangannya, Haedar mengimbau masyarakat agar tetap semangat dalam menunaikan haji meski harus menunggu antrean panjang.

“Biarpun harus inden, jangan putus harapan. Siapa tahu sistem akan semakin baik sehingga waktu tunggu tidak terlalu lama,” katanya.

Rakernas Perhajian II ini akan berlangsung hingga 9 November 2025 di Jakarta. Kegiatan diikuti ratusan peserta dari seluruh Indonesia yang disiapkan menjadi pembimbing ibadah haji di lingkungan Muhammadiyah. Mereka akan mendapatkan pembinaan komprehensif guna mewujudkan layanan haji dan umrah yang semakin berkualitas. (Sup)
© Copyright 2022 - MITRAPERS ONENEWS