Bangkep - Tampilnya Bupati Banggai Kepulauan Rusly Moidady. ST di ajang Miss Universe Asia di Bali untuk mempromosikan pariwisata di Banggai Kepulauan merupakan fenomena langka dan membanggakan buat seantero warga Kabupaten Banggai Kepulauan.
Pasalnya, iven ini bukan agenda kelas nasional namun ini agenda Internasional, tidak mudah loh untuk bisa tampil di panggung tersebut jika tidak di backingi management khusus dengan pengaruh yang sangat besar.
Sebut saja Hendro Arie Wibowo, pengurus GENPI (Generasi Pesona Indonesia) Sulteng, organisasi mitra Kementrian Pariwisata yang jaringanya salah satu yang terluas di Indonesia.
Dalam sebuah wawancara eksklusif bersama Kabiro Mitrapers Bangkep (3/5/2025) ditanya soal tanggapannya sehubungan tampilnya Bupati Bangkep di Bali, jawabannya justru berbeda dari yang di ekspresikan kebanyakan orang.
"Bagi saya, biasa aja tidak ada sesuatu yang special", jawab Hendro singkat.
Lanjut Hendro, apapun itu kemasanya tetap masi bagian dari promosi pariwisata.
Di Bangkep yang harus dilakukan bukan promosi, Promosi itu sudah sering dan sedang berjalan bahkan jauh sebelum pak Rusly jadi bupati dan tampil di Bali.
Mulai dari Para Konten Creator, Floger, YouTubers, Agen travel bahkan Universitas sekelas UGM dan UI sekarang sedang menjalankan fungsi itu dengan jangkauan dan akses yang lebih luas ditambah lagi mereka melakukanya kontinyu dan tidak menunggu diperintah siapapun.
"Pemerintah harusnya masuk pada fungsi pariwisata yang lain yakni disegi kebijakan atau political willnya, karena itu yang tidak tersedia di sumber daya pariwisata yang lain," tandas Bendahara Asosiasi Dokumenteris Nusantara Cabang Sulteng tersebut.
Sudah berapa kali bupati kita berganti, pariwisata masi berputar-putar di wacana dan perencanaan.
"Ini lagi langsung loncat ke promosi waduh ! Tapi ya, sudahlah. Anggaplah promosinya berhasil, kita kedatangan ribuan turis dalam waktu bersamaan, terus apa yang akan kita dapat, PAD ? Ekonomi Masyarakat Maju ? Jawabannya Bukan itu yang akan kita dapat, dalam kondisi pariwisata Bangkep yang masi prematur dipaksa lahir sebelum organ tubuhnya lengkap, justru yang kita dapat adalah "malu", tandas Hendro dengan nada penekanan.
Belum lagi kondisi fisik jalan kita masi rusak, listrik kita buruk, Hotel, Rental, Tour Guide, dll. apa sudah cukup ? Semua promosi yang kita lakukan akan jadi kehilangan faedahnya, Para wisatawan akan pulang dengan kisah perjalanan yang mengecewakan.
Paradoksnya jelas : destinasi indah, tapi minim pengelolaan. Masyarakat ramah tapi belum dibekali pemahaman hospitality. Pemerintah punya niat tapi belum terintegrasi dengan gerakan akar rumput.
Pariwisata bukan sekadar mempromosikan keindahan, ia adalah industri jasa yang kompleks, membutuhkan sinergi antar sektor, dari infrastruktur, kapasitas SDM, pelestarian budaya, hingga keberlanjutan lingkungan hidup.
Saya percaya bahwa kemajuan pariwisata daerah tidak harus menunggu “besar”. Ia bisa dimulai dari hal kecil: edukasi masyarakat, kolaborasi antar desa, penguatan cerita lokal. Tapi yang dibutuhkan adalah konsistensi dan komitmen lintas pihak.
Bangkep tidak boleh menjadi cerita gagal karena kelambanan. Ia layak jadi contoh bagaimana daerah membangun pariwisata dengan kesadaran kolektif dan keberpihakan pada rakyat.
Pariwisata bukan hanya milik dinas tapi milik kita semua.
Pariwisata bukan milik satu pihak. Para pelaku di desa, komunitas, guide, pemilik homestay, pengrajin semua ingin bergerak. Tapi jangan biarkan berjalan sendiri-sendiri.
Mari duduk bersama, bahas apa yang benar-benar bisa dilakukan dari hal paling sederhana, jangan tunggu festival, jangan tunggu proyek, karena kami sebagai pelaku pariwisata di tapak dalam menerima tamu kami MEMPERTARUHKAN citra Banggai Kepulauan
Dan kami yakin, kalau kita bergerak bersama, Bangkep bukan hanya dikenal karena alamnya. Tapi juga karena orang-orangnya yang peduli dan bergerak.
Banggai Kepulauan tidak kekurangan objek. Yang kurang adalah orkestrasi dan atraksinya
Siapa yang bertanggung jawab atas narasi dan wajah Bangkep ke dunia ? Bukan hanya pemerintah, Bukan hanya pelaku bisnis, tetapi kita semua termasuk saya, yang setiap hari membawa kamera untuk menceritakan sisi terbaik dari daerah ini.
Mari kita jaga keindahan ini dengan kerja nyata : edukasi, kolaborasi dan keberpihakan pada pelaku lokal. Karena satu foto bisa menarik seribu mata, tapi satu aksi bisa menjaga seribu harapan. (Irwanto Diasa)
Social Header