Banggai Kepulauan – Menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia, sekelompok pemuda Desa Balalon dan Pandaluk menunjukkan kepedulian dengan aksi nyata. Mereka secara swadaya memperbaiki jalan rusak di antara Desa Pandaluk dan Bonepuso yang selama ini dikeluhkan para pengguna jalan.
Jalan sepanjang kurang lebih 30 meter tersebut kerap menyulitkan kendaraan yang melintas. Tak jarang, mobil harus didorong ramai-ramai agar bisa melewati jalur tersebut. Bahkan, banyak pengendara memilih memutar jauh melalui jalur Tataba demi menghindari kondisi jalan yang rusak parah.
“Saya pernah mendokumentasikan kondisi jalan ini dan mengirimkannya ke pihak berwenang serta mempostingnya di media sosial,” ujar salah satu warga.
Namun, saat kembali melintasi jalur itu dua hari lalu, ia mendapati sekitar enam pemuda tengah menimbun jalan dengan material. Awalnya ia mengira pekerjaan itu merupakan respon pemerintah, tetapi setelah ditanya ternyata inisiatif pribadi dengan biaya swadaya.
Para pemuda itu membeli material timbunan dari dump truck dengan biaya hampir Rp2 juta. Mereka bahkan berencana melakukan pengecoran permanen yang diperkirakan akan menelan biaya hingga Rp4 juta, juga dari dana pribadi.
“Motivasi kami hanya kasihan melihat pengguna jalan. Kalau malam hari tidak ada orang yang membantu mendorong, bagaimana nasib kendaraan yang melintas? Apalagi kalau ada wisatawan asing, bisa kapok mereka datang ke Bangkep kalau harus dorong mobil,” ungkap salah satu tokoh pemuda sekaligus penyandang dana utama.
Sebagai bentuk apresiasi, sejumlah pengguna jalan yang melintas ikut memberi dukungan, salah satunya memberikan uang sekadar untuk membeli rokok atau minuman.
Aksi empati para pemuda Balalon dan Pandaluk ini menjadi contoh nyata semangat gotong royong sekaligus wujud kemerdekaan dalam arti yang sesungguhnya: memerdekakan sesama dari kesulitan. (Irwanto)
Social Header